Sabtu, 24 Juli 2010

Gunung Salak

memiliki banyak puncak di antaranya puncak Salak 1 dengan ketinggian 2.211 mdpl. Gunung Salak sejak jaman dahulu sudah sering dikunjungi oleh para pejiarah, dahulu terdapat patung pemujaan di puncak gunung Salak. Terdapat juga makam Embah Gunung Salak yang sering dikunjungi para pejiarah. Di kaki Gunung Salak banyak terdapat tempat-tempat keramat, makam keramat ada juga pura dengan sebutan Kuil Prabu Siliwangi . Pendakian terbaik dilakukan pada musim kemarau, karena pada musim penghujan jalur menjadi becek seperti rawa, licin sekali dan banyak lintah. Selain itu angin seringkali bertiup kencang.

Gunung ini dapat didaki dari beberapa jalur diantaranya jalur yang umum sering dipakai adalah jalur dari Wana Wisata Cangkuang Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, dari Cangkuang ini ada dua jalur yakni jalur lama yang menuju puncak Gunung Salak 1 dan jalur baru yang menuju Kawah Ratu. Jalur yang penuh dengan nuansa mistik untuk berjiarah adalah jalur dari Wana Wisata Curug Pilung, Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu. Jalur lainnya adalah jalur Desa Girijaya dan Jalur Desa Kutajaya / Cimelati. Jalur yang banyak terdapat air terjunnya adalah jalur Pasir Rengit.

JALUR CANGKUANG CIDAHU

Wana Wisata Cangkuang Cidahu ini selain menjadi tempat perkemahan dengan pemandangan air terjun yang indah, sering digunakan para pengunjung untuk menuju ke Kawah Ratu. Dari Jalur ini pendaki juga dapat menuju ke puncak gunung Salak I. Dari Jakarta kita dapat menggunakan bus jurusan Sukabumi atau kereta api dari Bogor jurusan Sukabumi turun di Cicurug. Selanjutnya dari Cicurug disambung dengan mobil angkot jurusan Cidahu.

Di sekitar pintu masuk Wana Wisata ini terdapat tempat-tempat yang nyaman untuk berkemah, juga banyak terdapat warung-warung makanan. Untuk menuju ke air terjun kita harus turun ke bawah dari MCK di dekat pintu masuk pendaftaran. Untuk menuju ke Kawah Ratu diperlukan waktu sekitar 3-5 jam perjalanan, sedangkan untuk menuju ke puncak Gunung Salak I diperlukan waktu sekitar 8 jam. Dari Bumi perkemahan menuju Shelter I Jalur awal curam berupa batu-batuan yang ditata rapi. Kita mulai memasuki kawasan hutan tropis yang lebat dengan pohon-pohon yang besar, sekitar 1/2 jam kemudian kita akan menempuh jalur yang berfariasi, datar, naik dan turun.

Menuju Shelter II jalur mulai lembab dan basah, dimusim penghujan banyak terdapat pacet. Beberapa sungai kecil akan kita lewati, namun bila musim kemarau sungai ini akan kering. Kita akan menyusuri jalur yang banyak ditumbuhi pohon-pohon pisang, namun jangan berharap menemukan buah pisang yang matang karena daerah ini banyak di huni monyet. Bila hari menjelang sore kita akan menyaksikan monyet-monyet bergelantungan di sarang mereka disekitar jalur ini.

Di Shelter II ini terdapat tempat yang cukup luas untuk mendirikan tenda, dengan pemandangan hutan tropis yang masih lebat. Di dekat Shelter II ini terdapat sungai yang kering pada saat musim kemarau. Menuju Shelter III kita akan melewati jalan-jalan yang becek dan berlumpur dan banyak pacet terutama di musim hujan. Bahkan Di beberapa tempat jalur berupa tanah licin yang curam, namun kita masih agak tertolong adanya akar-akar pohon. Shelter III tempatnya luas dan terdapat sungai yang jernih, di tempat ini pendaki dapat mendirikan tenda.

Untuk menuju Shelter IV jalur semakin curam terutama di musim hujan licin sekali karena berupa tanah merah. Di beberapa tempat kita akan melewati tempat-tempat becek yang kadang kedalamannya mencapai dengkul kaki. Jalur akan semakin parah pada saat musim hujan dan banyak sekali pacet. Kita akan melewati dua buah sungai yang jernih airnya, sebaiknya kita mengambil air bersih disini karena disini lah sumber air bersih terakhir terutama di musim kemarau. Shelter IV berupa persimpangan jalan, untuk menuju ke Kawah Ratu ambil jalan ke kiri, sedangkan untuk menuju ke puncak Gunung Salak ambil jalur ke kanan. Di shelter IV yang cukup luas ini pendaki juga dapat mendirikan tenda. Di sebelah kanan shelter IV terdapat sungai kecil yang kering dimusim kemarau.

Jumat, 23 Juli 2010

Tebing Seropan

Tebing goa Seropan terletak di Semanu, daerah/kawasa perbukitan karst, Wonosari, Yogyakarta,Indonesia. Di dalam goa terdapat air terjun setinggi 7 m, juga sungai bawa tanah dan stalagmite - stalactites. Sementara di luar goa tersedia formasi struktur tebing kapur yg sangat baik untuk aktivitas panjat tebing.


Di Seropan, jalur panjat tebing sport yang tersedia mempunyai tingkat kesulitan rata-rta di atas 5,10 sehingga tebing goa ini sebetulnya lebih sesuai untuk pemanjat-pemanjat tingkat lanjut. Disini ada lebih 10 jalur yang telah dibuat baik oleh pemanjat luar maupun pemanjat lokal.

Jalur pemanjatan sport yang paling sulit tercatat gradenya 5.13. Pemanjat luar negeri yang tercatat pernah membuat jalur disini adalah pemanjat-pemanjat dari Jepang. Untuk sampai ke lokasi tebing Seropan, aku memmulai perjalanan dari Yogya dengan bus yang menuju ke Wonosary, sebelum sampai di terinal stop di pertigaan dan trasfer dg minibus ke Semadu.

Di kawasan tebing itu sudah ada basecamp yang tersedia dan sering digunakan baik oleh pemanjat maupun caver yg umumnya adalah pecinta alam dari Yogyakarta. Basecamp yang tersedia hanya berupa rumah penduduk, tepatnya juru kunci goa.

No Nama jalur grid Tahun pembuatan

1.Suruu 5.10b 29 desember 1999
2.Tape panasu 5.11b 11 january 2000
3.Transit solue 5.11 a/b029 desember 1999
4 Hi Hendry 5.12+
5 Harimau 5.11 2 january 2001
6 King of king 5.11 d 14 january 2000
7 P Dalam proses
8 Bon appetit 5.13-
9 Hotel selppan 5.12 13 january 2000
10 Indonesia spirit 5.12- 5 january 2000
11 Hot wind 5.12a /5.11d 31 desember 1999
12 Dinasaur Dalam proses
13 Cool down 5.12a 15 january 2000

Kamis, 22 Juli 2010

Gua Seropan

terletak di Desa Semuluh , kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Gua seropan berada sekitar 45 km sebelah timur Yogyakarta. Jalur yang di tempuh adalah Yogyakarta - Wonosari -disambung jalan yang menuju ke arah Bedoyo. Terletak 200 meter dari jalan Wonosari - Bedoyo. Dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum, dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam dari Yogyakarta.

Panjang gua kurang lebih 888 m dengan kedalamannya sekitar 62 meter.Pintu gua terletak pada titik terendah dari sebuah lembah yang tertutup. Jalan yang menuju ke pintu gua terjal diatas batu yang licin. Setelah itu lorongnya beratap rendah sampai kemudian melewati suatu ruangan yang lebih besar. Bagian lorong berikutnya dasar lantainya berair dan berlumpur hingga selutut. Panjang lorong ini sekitar 211 meter pada percabangan lorong, ke sungai bawah tanah yang memiliki debit air sangat besar lebih dari 750 lt / dt di musim kemarau.

Gua Seropan, keindahan yang terlahir dari hasil perkawinan antara stalagtit yang menggoreskan eksotisme 3d ornament dan aliran sungai bawah tanah membuat mata terperangah. Di gua karst yang terbentuk di kedalaman 60 meter di bawah permukaan tanah ini terdapat air terjun yang bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan menggunakan microhydro technology. Banyak potensi yang dapat digali, tinggal bagaimana perpaduan pemerintah dan masyarakat untuk memberdayakannya.

Di Goa Seropan, dua air terjun setinggi delapan meter dan tujuh meter mengalirkan keindahan air sungai bawah tanah. Di pinggiran aliran sungai, potongan tulang-tulang binatang purba yang telah membatu dan berwarna hitam tercetak pada batuan kapur. aktu tujuh jam menyusuri Goa Seropan. Perjalanan kami menyusuri goa itu sesekali terhenti untuk menyaksikan tulang belulang binatang purba. Rangka gajah purba yang diperkirakan tergolong jenis stegodon

Rabu, 21 Juli 2010

Sungai Sumberdandang

desa Bayem Kecamatan Kasembon Malang, sungai yang digunakan adalah sungai Sumberdandang dengan panjang jalur untuk tempat rafting ini adalah 7,5 km atau bagi para rafter pemula dapat ditempuh sekitar dua jam. Jalur rafting ini melawati desa Bayem – Beji Rejo – Sepudak dan berakhir di desa Mangir yang masih berada dalam wilayah Kec. Kasembon. Tempat rafting baru ini menawarkan sensasi berbeda di banding tempat rafting-rafting yang lain.

Keunggulan dari tempat ini dibandingkan tempat rafting yang lain yaitu tempat ini memiliki beutiful view, lokasinya yang dikelilingi pegunungan, pemandangan alami sawah – sawah dengan tanaman padi yang menguning disisinya, panorama yang indah sunset di sore hari dan yang paling utama yaitu arus sungai dari tempat rafting ini memiliki lima kanal dengan ketinggian 2 sampai 3 meter dan tingkat kesulitan berkisar antara dua sampai tiga cocok bagi rafter-rafter pemula maupun profesional.

empat rafting ini memiliki aliran spoting atau irigasi murni sehingga debit aliran dari sungai ini dapat dibesarkan atau dikecilkan. Adanya aliran spoting ini maka dapat mempermudah bagi rafter-rafter pemula maupun profesional untuk mencoba seberapa besar tingkat difficulty yang mereka inginkan.

Saat memasuki dan berada dikawasan rafting ini para rafter akan langsung terpesona dengan indahnya pemandangan alam sekitarnya dan pada saat ini banyak tanaman padi disawah-sawah sekitarnya yang sedang menguning, petani yang sedang memanen padinya secara bersama-sama menambah eksotisnya tempat ini.

Disisi sebelah timur terdapat pegunungan Anjasmoro dengan hutan-hutan kecil yang rimbun memanjang dari utara keselatan. Apabila penggila rafting ini beruntung maka para rafter akan dapat melihat sunset yang indah di sore hari sambil menikmati segarnya buah kelapa muda diantara pohon-pohon kelapa yang menjulang tinggi.

Selasa, 20 Juli 2010

Street luge (Meluncur di Jalan)

lugers Street naik tandu dalam posisi telentang. The design of these stretchers are based on the rules set forth from different governing bodies. Rancangan tandu ini didasarkan pada peraturan yang telah ditentukan dari berbagai badan pemerintahan. Consistent design elements include: Konsisten elemen desain meliputi:

1. The use of lean activated steering skateboard style trucks Penggunaan diaktifkan bersandar kemudi truk skateboard gaya
2. The prohibited use of mechanical brakes Penggunaan rem mekanik dilarang
3. Front and rear padding Depan dan belakang padding
4. Length, width and weight restrictions - details depend on sanctioning body Panjang, lebar dan pembatasan berat - rincian sanksi tergantung pada tubuh
5. The prohibited use of parts that enclose the rider's body or hinder braking Penggunaan dilarang bagian tubuh yang menyertakan pengendara atau menghambat pengereman


Current street luge stretchers are made from many materials including steel , aluminum , wood , and carbon fibre . luge jalan usungan kini dibuat dari bahan termasuk baja , aluminium , kayu , dan serat karbon . The majority of the street luge stretchers in the world are custom made although commercial models are now available. Mayoritas usungan luge jalan di dunia adalah custom made meskipun model komersial sekarang tersedia. Actual stretchers designs can vary as the construction rules are very open and allow for numerous design considerations. Aktual usungan desain dapat bervariasi sebagai peraturan konstruksi sangat terbuka dan memungkinkan berbagai pertimbangan desain.

Riders participating in sanctioned racing events are required to wear safety equipment including: Penunggang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan balap sanksi diwajibkan untuk memakai peralatan keselamatan termasuk:

1. Hard shell helmet with chin strap and face shield or goggles Hard shell helm dengan tali dagu dan melindungi wajah atau kacamata
2. Leather or Kevlar racing suit Kulit atau Kevlar baju balap
3. Leather or Kevlar gloves Kulit atau sarung tangan Kevlar
4. Sturdy Shoes Kokoh Sepatu

Race courses are usually held on mountain roads but have been held on city streets as well. Race program biasanya diadakan di jalan-jalan gunung tetapi telah diadakan di jalan-jalan kota juga. Courses can range in length from 0.5 to 3 miles (1 to 5 km) and vary in layout (number and severity of turns). Program dapat berkisar panjangnya 0,5-3 mil (1 sampai 5 km) dan bervariasi dalam tata letak (jumlah dan keparahan berubah). Racing can take the following formats: Racing dapat mengambil format sebagai berikut:

1. Single elimination with 2, 4, or 6 racers at a time Single eliminasi dengan 2, 4 atau 6 pembalap sekaligus
2. Double elimination with 2, 4, or 6 racers at a time Double eliminasi dengan 2, 4 atau 6 pembalap sekaligus
3. Timed trials Jangka waktu uji coba
4. No elimination points system (points for each finishing position in several heats) Tidak ada penghapusan poin sistem (poin untuk tiap posisi finishing di beberapa seleksi)
5. Mass runs, with up to 20 racers at a time (positions are decided by the order they cross the finish line) Misa berjalan, sampai dengan 20 pembalap pada waktu (posisi yang ditentukan oleh urutan yang mereka menyeberangi garis finish)

Senin, 19 Juli 2010

Gunung Patuha

konon berasal dari nama Pak Tua -masyarakat lebih sering menyebutnya dengan Gunung Sepuh (tua), memiliki ketinggian 2.434 m dpl, dengan kisaran suhu 8-22 derajat Celsius.

Di puncak Gunung Patuha itulah, terdapat Kawah Saat yang berada di bagian barat dan di bawahnya Kawah Putih dengan ketinggian 2.194 m dpl. Kedua kawah itu terbentuk akibat letusan yang terjadi pada abad X dan XII silam. Ada perbedaan antara Kawah Putih Gunung Patuha, jika dibandingkan dengan sejumlah kawah yang berada di wilayah Jawa Barat. Danau Kawah Putih mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri. Air danau kawahnya selalu berubah-ubah warna. Terkadang berwarna hijau apel dan kebiru-biruan -bila terik matahari dan cuaca terang, terkadang pula berwarna coklat susu dan yang paling sering dijumpai adalah berwarna putih disertai kabut tebal di atas permukaan kawah. Bahkan, tatkala sore hari, air danau kawah pun, tiba-tiba pasang surut. Selain permukaan kawah yang berwarna putih, pasir dan bebatuan di sekitarnya pun didominasi warna putih. Karenanya kawah itu dinamakan Kawah Putih.

Keajaiban alam pun akan terjadi, bila malam hari berkunjung ke Kawah Putih. Sekira pukul 21.00, saat lengit cerah dengan dihiasi bintang-bintang, dari danau kawah putih terlihat pancaran cahaya terang kehijau-hijauan menghiasi kawah. Kemudian, dari bias cahaya berwarna hijau itu, membentuk sebuah lingkaran yang mampu menerangi seluruh lokasi kawah. Sementara aroma belerang pun mulai tercium, namun tak terlalu keras.

Keberadaaan danau Kawah Putih di puncak Gunung Patuha yang menurut penelitian masih tergolong aktif itu di batasi oleh dinding bebatuan terjal di sebelah utara dan di sebelah barat masih terdapat pancaran kawah yang bergolak. Jika ingin lebih dekat kawah bisa melalui pintu masuk di sebelah timur. Tak jauh dari lokasi kawah terdapat sebuah gua buatan sedalam 5 meter.

Menuju lokasi danau Kawah Putih, dari pintu masuk hingga ke kawah jaraknya sekira 5 km atau memerlukan waktu sekira 20 menit, melalui jalan beraspal yang berkelok-kelok dengan pemandangan hutan tanaman Eucalyptus dan hutan alam dengan aneka ragam species hutan hujan tropis.

Daya tarik objek wisata Kawah Putih-Ciwidey, selain bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan, dapat pula ditempuh dengan berjalan kaki atau lintas jalan kaki sejauh 7 km dari objek wisata alam Punceuling, melalui jalan setapak hutan alam.

Meski perjalanannya agak melelahkan, namun di sepanjang perjalanan akan terhibur dengan suasana hutan alam dan udara segar dan bersih. Bagi petualang, jalur ini menjadi alternatif yang cukup menantang hingga mencapai objek wisata kawah.

Dari pusat Kota Bandung, perjalanan dapat ditempuh menuju ke arah selatan sejauh kurang lebih 46 km, melewati Kota Ciwidey, yang merupakan daerah tujuan wisata di kawasan Bandung Selatan. Selain objek wisata Kawah Putih, wisatawan juga bisa mengunjungi beberapa objek wisata lainnya, seperti Ranca Upas dengan penangkaran rusa dan objek wisata Cimanggu dengan kolam renang air panas beryodium.

Keindahan danau Kawah Putih Gunung Patuha, memang sangat mempesona dan menakjubkan. Bahkan, jika sudah mengetahui keajaiban alamnya, pasti akan mengatakan tak ada kawah yang seindah Kawah Putih.

sebelum ditemukannya danau Kawah Putih di puncak Gunung Patuha, masyarakat menganggap puncak itu sebagai daerah yang angker, hingga tak seorang pun berani menjamahnya. Bahkan, karena angkernya, burung yang melewati kawah pun akan mati.

Misteri keindahan danau kawah putih baru terungkap tahun 1837, oleh seorang ilmuwan Belanda peranakan Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghuhn. Ketika itu, Junghuhn mengadakan perjalanan ke Gunung Patuha, dia sempat bertanya pada masyarakat setempat tentang suasana alam yang dirasakannya sangat hening dan sunyi. Ternyata dia mendapat jawaban, bahwa di kawasan tersebut merupakan daerah angker sebagai kerajaan jin dan tempat bersemayamnya roh para leluhur.

Namun, Junghuhn tidak mempercayai cerita itu begitu saja, sambil melanjutkan perjalanan menembus hutan belantara hingga akhirnya menemukan sebuah danau kawah yang indah. Dari dalam danau itu keluar semburan lava bau belerang yang menusuk hidung. Ternyata kondisi belerang yang sangat tinggi itulah yang menyebabkan burung enggan untuk terbang di atas

Flora dan Fauna bisa dijumpai di sekitar kawah, seperti tanaman Cantigi dan Lemo, yang berbau harum seperti minyak lawang. Khasiat tanaman Lemo, dapat mengusir binatang berbisa seperti ular. Selain itu terdapat pula tanaman Vaccinium sebagai vegetasi khas daerah kawah.

Bila kita akan naik ke puncaknya bisa mendapati bunga Eidelweis. Adapun jenis fauna yang sering muncul, antara lain elang, monyet, kancil, babi hutan serta macan kumbang dan tutul.

transportasi: Dari Bandung nenuju ke Ciwidey, dari Ciwidey melewati jalan yang berkelak-kelok menuju persimpang an yang menuju ke Kawah Putih, 6 Km sebelum Rancabali. Dari Jalan Raya belok ke kiri menempuh jalan yang kurang mulus sekitar 8 km. Dari terminal Ciwidey terdapat kendaraan umum yang menuju ke Kawah Putih.

Minggu, 18 Juli 2010

Tebing Ciampea

Bila membicarakan tebing Ciampea, sepertinya diri ini memutar mesin waktu kembali ke masa lalu. Saat remaja kurus ini masih berseragam putih-abu, menjejakan jempol kaki diatas cadas tanpa sepatu, dan bergantung pada seutas webbing, tak lain untuk menggapai setiap pengaman terakhir di jalur putih, jalur kambing dan jalur toke. Nah ngomong-ngomong soal jalur-jalur diatas, setiap pemanjat pemula yang pernah menjejakan kakinya di tebing Ciampea pasti mengenalnya.

Tentu perkenalan ini bukan disebabkan jalurnya menantang namun karena justru tingkat kesulitannya yang moderat dan berjenjang. Sehingga cocok bagi pemanjat pemula seperti remaja berambut belah pinggir ini untuk mulai memahami setiap bentuk cacat batuan. Makanya, hampir setiap libur dan akhir pekan di tahun 1993, remaja yang belum berkaca mata inipun mulai gandrung menyambanginya. Keranjingan batu tepatnya


Namun seiring waktu, jalur-jalur sport tersebut hanya menjadi bagian rutinitas dalam setiap sesi latihan. Karena latihan pun terus berkembang  mulailah diri ini menjajal jalur-jalur dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, seperti jalur bicycle, tiga bor dan intifada.

Akhirnya rasa bosan pun kembali mendera. Saat jalur-jalur tersebut pun kembali dikuasai.

Jalur-jalur baru di Ciampea

Dibandingkan dengan jalur-jalur sport yang tersedia di tebing kalapanunggal maupun Citatah. Tebing Ciampea tentu berbeda, hal ini disebabkan minimnya permukaan batuan. Maka gagasan membuat jalur-jalur barupun sempat tertunda hingga beberapa tahun kedepan.

Namun karena besarnya hasrat, aksi pembuatan jalur pun tetap dilakukan. Diawali dengan semangat Indra membuat jalur Taliban, disusul Andri “kebo” dengan membuat jalur Strawberry-Tiram, tak mau ketinggalan penulis pun membuat jalur West Bank dan akhirnya ditutup dengan upaya bersama merestorasi pengaman-pengaman jalur Revolution yang berkarat dan terlupakan. Jalur revolution memang lama terabaikan karena cukup sulit dipanjat dan batuannya selalu basah.

Sepi dan Terabaikan. Mereka yang pernah datang ke tebing Ciampea diawal dekade 90-an hingga tahun 2000-an tentu pernah merasakan sesaknya teras di tebing Ciampea oleh gerombolan-gerombolan pemanjat dari berbagai klub dan organisasi. Saking ramainya, jangan harap anda yang pemalu ataupun malas mengantri bakal kebagian jalur “ngga bakalan ada jalur yang nganggur man”. Kecuali jalur tangga yang memang lebih sering dipakai untuk latihan naik turun tebing (ascending-descending) maupun hanya sekedar latihan mengenal olahraga ini.

Tapi itu semua hanya tinggal cerita, tebing Ciampea semakin hari semakin kehilangan magnetnya menggaet mereka yang mengaku pemanjat. Pemanjat yang seharusnya bisa berprestasi di tebing alam dan tebing buatan. Kini alih-alih hanya sekedar mengejar kompetisi demi uang dan pengakuan hanya di arena tebing buatan.

Karaktertistik Tebing Ciampea:

Jenis Batuan : limestone
Ketinggian : 5 - 30 M
Jumlah Jalur : 13 jalur
Grade : 5.8 - 5.12

Character pegangan : Variatif ( dominasi pocket )
System Pemanjatan : - Sport Climbing
Interest : - Pemandangan puncak tebing dikelilingi sawah & hutan
- Fauna : Monyet, burung Udang, Ular, Tokek, burung elang dll
- Flora : Carsen, Anggrek liar dll
- Bio thermal yg ada di tengah sungai ( lumayan bisa dipake mandi)

Menuju Lokasi :Dari Jakarta anda bisa memilih rute: Jakarta-Bogor-Ciampea-Leuwi Kancra