Kamis, 27 Januari 2011

Bambu Gila.......!!



Sepertinya tempat asal ritual ini pulau Ternate itu sendiri, tempat dimana menyaksikannya, tapi menurut informasi, ritual ini dapat juga kita saksikan di pulau Ambon. Dan sepertinya telah disebarkan juga ke seluruh kepulauan rempah-rempah ini bahkan sebelum bangsa Portugal datang. Ritual ini pertama kali diberitakan oleh seorang Belanda, Van Hoevell pada 1875.

Sekelompok pemuda yang berjumlah tujuh orang menyiapkan sepotong bambu yang dipoles dengan sesuatu ramuan (menurut cerita upacara khusus dilakukan untuk memotong bambu tersebut). Panjang bambu 2,5-3 meter. Setelah si dukun berdoa sebentar dan membaca mantra dalam bahasa Ternate kuno, si dukun membawa sebuah obor yang berbau harum mendekat ke batang bambu ( biasanya setiap batang bambu diolesi dengan sepotong jahe, tapi tidak pada kesempatan kali ini) dan dengan keras berujar “Gila!”

Setelah itu bambu mulai mengamuk berputar-putar, menyeret orang-orang yang terjangkau olehnya. Pada saat pertunjukan tersebut dimainkan oleh orang-orang lokal, penonton yang skeptis akan berpikiran bahwa itu tipuan atau trik semata. Tapi ketika orang luar (termasuk orang asing dari Australia) yang tidak percaya tersebut ikut bergabung, dan pertunjukkan diulang lagi selama setengah jam, kita baru dapat melihat bahwa itu bukan sekedar trik.

Menurut kepercayaan orang Ternate, semalam sebelumnya dengan menggunakan mantra dan rempah-rempah (dalam bentuk wewangian atau jahe) dukun memanggil datang roh untuk dirasukan ke batang bambu (setelah itu batang bambu itu menjadi bertambah berat dengan cepat). Kemampuan memimpin upacara tersebut sering kali datang dengan sendirinya berupa ilham, tapi dapat juga berupa warisan pusaka turun temurun. Walaupun jimat digunakan tapi hanya sebagai tambahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar