Rabu, 07 Juli 2010

Gua Lowo dan Gua Barong

Gua Lowo dan Gua Barong yang terletak di desa Banjar Rejo kecamatan Donomulyo. Kedua gua ini memang tidak terlalu populer bagi orang awam, tetapi di kalangan pecinta alam, keduanya merupakan tempat yang biasa digunakan untuk latihan pengenalan ornamen maupun pembelajaran pemetaan gua.

Gua sering dijumpai di sekitar kawasan karst di daerah pantai. Dengan tanahnya yang kering dan banyak mengandung unsur kapur, di dalamnya menyimpan potensi sumber daya air tanah yang melimpah. Beberapa hal yang dapat dipelajari dalam kegiatan caving antara lain Single Rope Technique (SRT), vertical rescue dan mapping (pemetaan gua).
Ada dua jenis gua menurut medannya yaitu gua vertikal dan gua horizontal.

Penelusuran ke gua Lowo yang merupakan gua horizontal. Malam hari adalah waktu yang paling efektif mengingat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kondisi di dalam gua baik siang maupun malam hari adalah sama, gelap total. Tanpa lampu, dalam keadaan membuka atau menutup mata, situasinya sama saja. Kedua, kelelawar keluar di malam hari, ini menguntungkan karena tidak ada pengganggu yang akan menabrak atau menggigit selagi kami berkegiatan. Dan ketiga, siang hari bisa kami manfaatkan untuk istirahat dan koordinasi kegiatan selanjutnya.

Di dalam mulut gua yang remang-remang, timbunan guano membentuk cendawan kabut gas pekat membuat pernapasan terganggu. Guano adalah kotoran kelelawar yang sekarang ini sedang diminati masyarakat sebagai pupuk tanaman. Kami harus menarik napas dalam-dalam untuk mencukupi oksigen dalam paru-paru. Beberapa pasang mata hewan pengerat yang bergelantungan di atas mengawasi kami dengan bengis, tidak senang rumahnya diganggu sekelompok anak yang gemar tantangan. Aliran sungai bawah tanah setinggi lutut dan lumpur yang ada di dasarnya membuat perjalanan terasa berat, ini baru permulaan karena sebentar lagi semuanya akan dibayar dengan sepadan.

Kira-kira selama empatpuluh menit tim melewati sungai lumpur. Setelah itu melewati jalur yang menanjak, turun, menerobos sela-sela dinding, melalui batuan gua yang licin, basah dan curam. Tidak jarang tim harus mengendap-endap, merayap, terpeleset, terantuk batu, jatuh dan tergores. Salah satu dari tim bahkan sempat berkomentar bahwa dalam caving, tidak perlu terbentur untuk terluka, cukup dengan menoleh ke belakang saja. Di sinilah peran savety prosedur sangat penting. Dibutuhkan stamina yang fit dan kewaspadaan lebih.

Lorong yang sempit, gelap dan dingin, chamber atau ruangan gua seluas separuh lapangan basket, aliran sungai bawah tanah yang memanjang, kibasan sayap kelelawar dan tetesan air dari langit-langit goa menemani perjalanan ini, membuat suasana sedikit lebih dramatis. Semakin ke dalam, oksigen cenderung bertambah karena terbawa aliran sungai yang semakin deras. Tidak ada lumpur di dasarnya berganti kilauan air bening yang bercahaya tertimpa sinar headlamp dan senter yang silang menyilang dalam ruangan. Air di dalam gua merupakan air perkolasi yang mengalir dari permukaan tanah melalui sistem celah dari batu gamping setelah terjadi proses penyaringan alami, sebagian membentuk ornamen gua sebagian dialirkan ke dasar lantai gua membentuk pola-pola jeram mirip terasering bernama raimstone.

Berbagai ornamen goa mulai menampakkan keindahannya, sebuah kanopi besar menjadi gapura selamat datang, seolah membawa menuju istana dunia lain. Sungguh karya seni luar biasa dari Sang Maha Pencipta. Di chamber berikutnya bermunculan jajaran gourdam, stalagmit yang runcing bergelantungan, stalagtit dengan kilauan kristal kalsit, microgourdam yang berliku-liku penuh kontur, drapery yang menyerupai lipatan kain, pilar yang terjadi karena bersatunya stalagtit dan stalagmit, column, bacon yang tembus sinar lampu, flowstone yang mengkilat dengan tetesan air dari langit-langit, sodastraw yang berbentuk mirip sedotan vertikal ke bawah, dan helictit yang berbentuk aneh tak beraturan dan tumbuh melawan gravitasi.

Sebuah kubah seputih pualam, flowstone, permukaannya mengalirkan endapan kalsium bersama air. Di langit-langit gua yang gelap, ribuan sodastraw dengan air yang menetes di ujungnya berkelip-kelip seperti kunang-kunang yang diam, tak bergerak seolah tertawan jaring laba-laba raksasa. Bacon yang tipis sehingga dapat ditembus sinar lampu senter dan menyebabkan bunyi nyaring ketika dipukul, buliran-buliran air membentuk kontur yang rumit tapi seimbang dalam dimensi yang tepat, suara gemericik, dan suasana yang menantang para penderita gaustrophobia, semuanya terformat dalam satu ekspedisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar