Selasa, 27 Juli 2010

Goa Batu Napal

Goa batu Napal Licin memang agak tersembunyi. Tapi goa yang terletak di Desa Napal Licin Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) itu menyimpan keindahan yang tiada tara. Goa ini jaraknya sekitar 135 kilometer dari Kota Lubuk Linggau, bisa ditempuh sekitar empat jam perjalanan darat dan enam jam melalui jalur transportasi air sungai.

Goa batu Napal Licin memiliki panorama yang sangat menakjubkan dan letaknya juga berada di dataran tinggi, tidak seperti goa lainnya yang bisa dijumpai selama ini yang berada di daerah dataran rendah. Untuk mencapai goa itu, harus berjalan mendaki melalui jalan setapak yang menanjak, dengan ketinggian sekitar 30 meter lebih dari pinggir jalan desa yang berada di kaki bukit kecil di sisinya. Kalau dilihat dari jalan desa, goa tersebut tidak begitu kelihatan, karena tersembunyi di balik rerimbunan pepohonan di kaki bukit di seberang Desa Napal Licin yang kini berpenduduk sekitar 1.984 jiwa.

Sepintas tidak terlihat apa-apa di tempat itu, tetapi setelah mendaki orang akan melihat batu raksasa yang berongga, dan oleh masyarakat setempat dikenali sebagai goa batu Napal Licin. Goa ini berupa batu besar berongga, dengan panjang sekitar 500 meter, sedangkan lebar sekitar 20 meter, dan ketinggian sekitar 15 meter. Layaknya dengan goa-goa lainnya, Goa batu licin juga berhawa lembab, basah, dan gelap saat mulai masuk pintu goa itu.

Saat berada di dalam goa, sesekali terlihat kelelawar beterbangan di langit-langit goa yang gelap tersebut. Di bagian depan pintu sebelah kanan terdapat dua batu kembar yang seperti tertanam di dasar goa dan menjulang tinggi hingga menyentuh langit-langit goa. Kalau dilihat sepintas, seperti dua orang penjaga pintu, sehingga masyarakat menyebutnya "hulubalang" yang bertugas menjaga pintu goa itu.

Untuk masuk ke dalam goa batu Napal Licin ini, para pengunjung harus berjalan melalui lorong terjal dengan tanah basah dan bertemu dengan batu-batuan besar. Lorong goa agak basah dan licin, karena tetesan air yang turun dari langit-langit goa yang sekali-kali menetesi pula kepala para pengunjung yang melewati lorong tersebut. Para pengunjung juga harus berjalan menunduk, karena ada lorong yang tidak bisa dilalui dengan berdiri setinggi tubuh orang dewasa.

Lorong yang panjang sekitar 30 meter tersebut juga bercabang, satu cabang mengarah ke Sungai Rawas, dan satu lorong lagi menuju ruangan-ruangan lain yang banyak terdapat di dalam goa. Setelah melewati lorong ini, para pengunjung bakal bertemu dengan cahaya matahari yang masuk lewat rerimbunan pepohonan, persis berada di atas, sehingga bisa melihat orang yang keluar dari goa itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar