Sabtu, 03 Juli 2010

Puncak Merapi

Butuh lebih dari sekedar keberanian untuk berada di kubah pasir yang begitu dekat dengan mulut kawah gunung Merapi. Tetapi juga perhitungan matang dan kecermatan dalam membaca situasi gunung yang masih aktif ini. Berada persis di Puncak Garuda, puncak tertinggi di Gunung Merapi adalah petualangan bagi mereka yang benar-benar berani dan bernyali. Para penggiat MAYAPALA (Mahasiswa Pecinta Alam) Jogja adalah para pemburu Merapi yang tidak hanya pemberani tetapi juga telah memahami berbagai kondisi Merapi. Demikian diungkapkan oleh Pak Lampir, salah satu anggota Mayapala yang cukup senior.

Bila dinyatakan dalam keadaan aman, gunung Merapi memang bersahabat. Para pendaki dapat menikmati keindahannya dari puncak gunung setinggi 2914 meter ini. Meskipun demikian, Gunung Merapi, yang merupakan gunung berapi paling aktif di dunia ini, sewaktu-waktu dapat memuntahkan lahar dan awan panas yang memang menjadi ciri dari gunung ini.

Letusan dahsyat terakhir Merapi terjadi pada tahun 1994 ketika beberapa desa di lereng selatan Merapi hangus karena semburan awan panas yang juga terkenal dengan sebutan wedhus gembel. Letusan yang cukup besar juga terjadi pada tahun 2006 dengan korban dua orang relawan yang meninggal di bungker yang hancur karena terjangan awan panas Merapi. Konon gunung ini juga meletus dengan sangat hebat pada tahun 1006, yang mengakibatkan candi-candi besar seperti Borobudur dan Prambanan mengalami kerusakan dan Kerajaan Mataram Hindu harus berpindah ke Jawa Timur.

Meskipun berbahaya, banyak orang justru ingin melihat dari dekat aktivitas Merapi yang memang sangat menarik. Karakteristik Merapi sebagai gunung berapi yang sangat aktif tidak menyurutkan niat dan nyali orang untuk mengamatinya dari jarak yang sangat dekat. Beberapa penggiat Mermounc sampai hari ini masih aktif naik turun Gunung Merapi, baik yang sekedar meneruskan hobi naik gunung hingga mengantar tamu yang ingin melihat dari dekat kedahsyatan Merapi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar